Bisa atau racun ular sendok merupakan salah satu yang terkuat dari
jenisnya, dan mampu membunuh manusia. Ular sendok melumpuhkan mangsanya
dengan menggigit dan menyuntikkan bisa neurotoxin pada hewan tangkapannya (biasanya binatang mengerat atau burung
kecil) melalui taringnya. Bisa tersebut kemudian melumpuhkan
syaraf-syaraf dan otot-otot si korban (mangsa) dalam waktu yang hanya
beberapa menit saja.
Selain itu, ular sendok dapat melumpuhkan korbannya dengan
menyemprotkan bisa ke matanya; namun tidak semua kobra dapat melakukan
hal ini.
Kobra hanya menyerang manusia bila diserang terlebih dahulu atau
merasa terancam. Selain itu, kadang mereka juga hanya menggigit tanpa
menyuntikkan bisa (gigitan ‘kosong’ atau gigitan ‘kering’). Maka tidak
semua gigitan kobra pada manusia berakhir dengan kematian, bahkan cukup
banyak persentase gigitan yang tidak menimbulkan gejala keracunan pada
manusia.
Meski demikian, orang harus tetap berwaspada apabila tergigit ular
ini, namun jangan panik. Yang terbaik, perlakukan luka gigitan dengan
hati-hati tanpa membuat luka-luka baru di sekitarnya (misalnya untuk
mencoba mengeluarkan racun). Jika mungkin, balutlah dengan cukup kuat
(balut dengan tekanan) bagian anggota tubuh antara luka dengan jantung,
untuk memperlambat –namun tidak menghentikan– aliran darah ke jantung.
Usahakan korban tidak banyak bergerak, terutama pada anggota tubuh yang
tergigit, agar peredaran darah tidak bertambah cepat. Kemudian bawalah
si korban sesegera mungkin ke rumah sakit untuk memperoleh antibisa
(biasanya di Indonesia disebut SABU, serum anti bisa ular) dan perawatan yang semestinya.
Semburan bisa ular sendok, apabila mengenai mata, dapat mengakibatkan
iritasi menengah dan menimbulkan rasa pedih yang hebat. Mencucinya
bersih-bersih dengan air yang mengalir sesegera mungkin dapat membilas
dan menghanyutkan bisa itu, mengurangi iritasi dan mencegah kerusakan
yang lebih lanjut pada mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar